Kamis, 27 Maret 2025

Menjadikan Kebiasaan yang Tidak Dapat Ditolak

 Hari ini, hari ketiga aku bekerja di kantor baru yang sebenernya gak baru baru banget buat aku, perpindahan ke 5 padahal kerjanya baru genap 2 tahun, cape ? jujur cape bangett (emot puppy eyes) secape itu pindah kantor, memulai kembali beradaptasi dengan pekerjaan yang sudah jelas berbeda, beradaptasi dengan hiruk pikuk dan drama masing masing kantor, beradaptasi dengan temen sekantor yang pola pikir pola kerjanya yang udh pasti beda, sampai bisa menerima dan menjadi bagian dari mereka itu dan mengalir bersama mereka itu butuh proses penerimaan dan membentuk diri yang tidak sebentar. 

    Hari ini, aku belajar, dari semua drama pindah kantor yang gak pernah usai buat aku, padahal banyak juga anak lain yang bahkan dari awal masuk kerja sampai sekarang masih di kantor yang sama, aku belajar ikhlas, belajar menjadi pribadi yang lebih ikhlas. Mungkin dengan penerimaan penerimaan ini, dengan aku mengalir ikhlas mengikuti kehendak tuhan dan kehendak SDM (wkwk) aku menjadi menemukan dan berujung pada samudra yang lebih luas, mungkin sekarang aku adalah air yang masih mengalir di sungai, bahkan masih di hulu (?) kadang kena benturan kerasnya batu, kadang ketemu ular, ketemu kotoran bahkan, tapi kalau aku terus mengalir dan menerima bahwa aku memang di sungai dan yaudah wajar aja ketemu yang semacam itu, mungkin lama kelamaan air akan berujung sampai di samudra yang jauh lebih luass lagi, berkumpul dengan semua air hebat yang tetap mengalir setelah terbentur batu sungai sejuta kali. 

    Tapi bukan itu pelajaranya, dengan semua rasa sakitnya, rasa capek nya pindah pindah yang memang mengharuskan beradaptasi terus menerus, aku bertanya pada diri sendiri, kenapasih ? kenapa selalu se nyesekk ini kalo pindah kantor ?  se cape ini ? hal hal seperti ini akan terus terjadi, akan terus berulang sampai entah kapan, tidak hanya urusan pekerjaan, semua aspek hidup akan memaksa kita menjadi orang yang siap dan harus menerima dengan kondisi yang tidak bisa terprediksi sama sekali, dan itu diluar kendali pribadi ? lalu harus seperti apa agar penerimaan penerimaan itu tidak menjadi sakit, merubah kekecewaan dan adaptasi berat menjadi siap dan selalu siap.

    Setelah berpikir dan mencoba menemukan titik kesalahan yang harus diperbaiki untuk meminimalisir rasa sakit, kesalahanya adalah pada pola pikirku sendiri, pada mindset yang sudah salah sedari awal. Yang selama ini aku lakukan adalah selalu mencoba dan berusaha begitu kerasanya untuk menjadi bagian dari suatu lingkungan, mengikuti semua arus orang orang yang ada di dalamnya, mengikuti semua sisi baik maupun buruknyaa aku lakukan yang penting sama dan bisa diterima, pernah aku membaca di sebuah buku, ada satu point yang sangat menarik, penulis berasumsi bahwa perilaku  yang biasa dilakukan oleh kelompok seringkali labih kuat dibandingkan perilaku yang diinginkan oleh individu. Seringkali kita lebih baik keliru di jalan yang salah bersama kelompok daripada benar tapi dikucilkan, dan itu yang aku lakukan selama ini, berpindah lingkungan, mempelajari kebiasaan baik dan buruknya di lingkungan tersebut, mulai memahami, mulai terbiasa, mulai merasa bagian dari mereka dan merasa mereka adalah bagian dari hidup yang aku jalani, dan ketika dipaksa untuk berpisah lalu dipaksa untuk "menghilangkan" kebiasaan dan siklus positif maupun negatifnya yang sudah aku pahami dan resapi,  rasanya selalu sakit, seperti melepaskan kulit yang sudah aku pakai beberapa waktu belakang dan kemudian dipaksa menggunakan kulit yang baru, yang entah kulit seperti apa lagi, aku harus pelajari, pola nya selalu sama, terus berulang lagi dan lagi. 

    Setelah kutemukan alasan utama kenapa selalu sakit, aku berusaha menemukan jawaban dan cara penyelesaianya dalam satu waktu, caranya adalah belajar dan berusaha untuk menyadari bahwa mereka (suatu kelompok)  yang ada di hidup kita saat ini adalah bukan segalanya, bukan orang yang harus selalu dipelajari sehingga membuatmu menjadi berubah mengikuti, bukan segalanya sehingga membuat aku berpikir bahwa dia adalah bagian dari hidup aku, bukan pula kulit atau suatu identitas diri sehingga suatu saat diminta dilepaskan rasanya selalu sakit. Belajar berjalan sendiri, berdiri sendiri, hidup dengan cara sendiri di jalan yang benar, tidak perlu mengikuti suatu kelompok sampai mempelajari segala siklus baik dan buruknya, terlalu banyak belajar juga lama lama capek. Katanya semakin lemah seseorang semakin ingin dia hidup berkelompok, aku tidak mau menjadi kaum lemah itu, aku mau hidup sendiri, dengan caraku sendiri, cara yang baik dan benar. Kalau urusan agama, belajar untuk mengikuti akidah, kalau urusan pekerjaan mungkin ada SOP, belajar mengikuti dan menjalankan yang sesuai standarnya, kalau orang sekitar tidak berkenan menjalankan hal yang sama dan menjadi beda ya nggapapa bangetttt, aku akan tetap mengerti kenapa demikian dan aku tidak akan menghakimi sama sekaliiii, sekali lagi ini mungkin adalah salah satu cara aku bertahan.  Dengan belajar dan memulai mengikuti standarnya, mengerti dan memahami betul bahwa yang orang yang hidup di sekeliling kita saat ini adalah bukan bagian dari diri kita, sepertinya tidak akan salah, akan semakin aman kalau berpikir "aku bukan bagian dari siapapun, aku independen, aku bisa hidup dimana saja dengan bekal belajar dan selalu belajar menjalani hidup sesuai standar dan ilmu dasar kehidupan, karena aku bukan bagian dari siapapun, kemana saja aku mau, setelah ini mau dipindah lagi ke lingkungan seperti apa, aku siap karena memang aku bukan bagian dari manapun." Semoga mindset dan pelajaran ini selalu aku pakai di kehidupan aku di waktu yang sekarang atau beberapa tahun kedepan, mungkin sekarang masih teori yang ditulis, semoga kedepanya menjadi terealisasi dan aku sepenuhnya sudah menjadi orang dengan mindset seperti itu. Amiin.........


Sabtu, 10 Desember 2022

Belajar Memahami Diri Sendiri

    Tulisan ini kayaknya bakalan jadi tulisan yang paling “gada isinya” dibandingkan dengan tulisan tulisan aku yang lainya, yaa walaupun tulisan yg lain juga gak semua isinya daging yaa. Awal  mula aku mau nulis ini karena kepalaku ini rasanya penuuh banget dan gada yang bisa diajak diskusii buat nuangin isi kepala aku, pertanyaan pertanyaan yang sebenernya belumm ada jawaban pastinya, mungkin kalian bisa komen buat kita jadiin bahan diskusii karena jujur kepalaku gatel banget.

    Semua ini berawal dari akhir akhir ini aku liat story di instagram ataupun di wa ku isinya kalo ngga orang nikah yaa orang lamaran, nggatau lah ini bulan apaan tp kayaknya ini bulan yg baik buat nikah, dan yang paling bikin aku heran adalah itu yang nikah, yang lamaran adalah cewe cewe yang seumuran sama aku, bener bener gatel banget kepalaa kaya mikir “kokk bisaaaaaa???” sebenernya nggada yang salah dengan hal itu, bener bener gada yang salah samsekkkk malah bisa dibilang itu keren banget buat aku. Cuma yang jadi pertanyaan aku disini justru dari diri aku sendiri untuk diri aku sendiri juga, kenapaa ya orang yang seumuran sama aku kepikiran buat tunangan ? nikahh ?kenapa aku ngga pengen jugaa ? bahkan terbesit sekalipun pengen tunangan kayaknya aku gapernah. Dan temenku yang udah tunangan, udah nikah bahkan udah punya anak tuh banyakk, tp aku kaya samsekk gak kepikiran sampe situ, kalo belum nikah minimal orang  udah pada pengen atau rencana kesana sama pasanganya atau yang masih jomblo udhh mikir cari pasangan yang pas buat dijadiin suami/istri. Tapi gatau kenapa aku bener bener 0 besarrr untuk hal itu.  Sekarang aku bener bener masihh main main sm cowok ya Cuma buat seneng seneng doang temen main dll bahkan gapake perasaan aku ngejalaninya.

    Selama itu juga aku mikir “kenapa ya aku gitu” aku mencoba mencari tahu jawaban atas pertanyaan yang aku buat sendiri (lol).  Setelah aku menerka nerka dan mencari alasan kenapa aku gamau ke arah situ akhirnya dapat aku simpulin dikit alesanya. Inti dari semuanya ini adalah ketakutan yang ada pada diri aku sendiri, ketakutan yang aku punya ini jauhh lebih gede dibandingkan dengan keinginanya. Kalo dijadiin presentase mungkin ketakutan aku ini sekitar 90% (iya emg segede itu). Ketakutan itu berasal dari keluarga aku sendiri sekitar 30%, dari orang yang dulunya menjalani komitmen bareng aku itu berkontribusi sekitar 50% dan juga dari diri aku sendiri 10%. Aku disini gamau bahas tentang masa lalu aku atau keluargaku yang bikin trauma sampe segininya karena itu kayaknya gak menarik dan kayaknya kalian dikit dikit pasti udah paham lah kenapanya kok bisa sampe trauma segitunya. Selain itu juga privasi lah soalnya aku gasuka kalo orang orang yang ada disekitar aku jadi konsumsi publik atau bahan omongan. Disni aku mau ngebahas tentang 10% ketakutan yang berasal dari diri sendiri.

    Nggatau kenapa aku melihat pernikahan itu suatu tanggung jawab yang gede banget, tanggungjawab dimata orangtua pihak cewek ataupun cowok yang udah ngasih kepercayaan menikahkan anaknya, tanggungjawab kepada tuhanya, tanggungjawab atas kehidupan setelah menikah nantinyaa ??? gilaa itu bener bener berat. Dengan banyaknya pikiran itu juga aku jadi bertanya tanya sm orang yang pada nikah itu, rasanya kepalanya dia pengen aku bedah teruss aku cari sepihan otaknya diia yang isinya ttg keinginan atau keyakinan buat nikah abis itu serpihanya aku makannnn, biar aku punya pikiran kaya merekaaa juggaa soalnya di umur aku sekarang misal aku deket sama orang itu pasti dia arahnya ke yang serius seriusss sementara aku samsekk gak sampe situ otaknya kalo diajak ngobrol itu. Udah udah cukupp ngomong gajelasnya.

    Di posisi aku yang sekarang ini, sebagai freshgraduate yang kalian tau lahhh masalah utamanya apa yang dipikirin, dan di posisi ini aku sadaar, ternyata ini pusingnya bukan mainn nauzubillah allahuakbar astaghfirullahhhh ini jauhhh lebih pusing dibandingkan dengan ekspetasiku sendiri. Padahal yang ada di posisi aku ini kayaknya banyakk dan itu umum terjadi, wajarnya orang baru luluss ya begini pusingnya. Tapi gatau kenapa aku ngerasa sendirian banget, seolah aku doang yang kayaknya gapunya arah dan tujuan hidup sementara temen temen aku “keliatanya” udah jelas mau kemana mana abis ini (kayaknya sihh). Ditengah keriuhan dan kegelisahan yang lagi aku alamin itu, yang pusingnya nauzubillah allahuakbar astaghfirullahhhh ituuu secara gak sadar efeknya jadi kemana mana, efeknya jadi ke orang-orang terdekatku, ntah itu keluarga, temen banhkan gebetan juga secara gak sadar kena imbasnya. Secara gasadar kondisi ini bikin aku jadi orang yang jauhhh lebih sensitif dibandingkan dengan masa sebelumnya, jadi lebih maless berurusan sama orang kalo gak penting, jadi jauh sama keluarga karena mereka selalu tanya prosesku udah sampe mana terus sementara aku risihh banget ditanya gitu, kalo ke gebetan atau org yang lagi deket sama aku efeknya adalah selain aku jadi cuek bodoamatt gamau tau urusan apapun kecuali hal yang penting, aku juga jadi org yang gampang banget marah gajelasss, tb tb ga mood dan gak mood nya itu bisa seminggu dua minggu baru sembuh padahal gara gara masalah sepele. Intinya aku jadi orang yang jauh lebih sensitif gara gara masalah/kondisi yang sedang aku alami. Kadang kalo lagi di fase sensitif itu pikiranya kalut gelap pokoknya gak mikir panjang, marah ya marah, bete ya bete, udah itu doang. Tapi kalo posisinya lagi kaya sekarang ini, mood, tenang santai itu kadang aku bisa berpikir jernih kenapa aku begini kenapa aku begitu, jadi lebih bisa memahami diri sendiri lah intinya. Ditengah proses memahami diri sendiri itu juga aku kadang berpikir “ini aku masalah sepele ajaa efeknya bisa kemana mana dan fatal banget, gimana nanti kalo udah nikah ? masalahnya mungkin akan lebih gede dari ini ? siapa yang mau kena efeknya ? anak ? bego galih kalo itu beneran terjadi”.

    Disatu sisi aku berpikir fase yang lagi aku alamin ini berat bangettt bahkan mungkin ini yang terberat diantara masalah lain yang aku hadapi 22 tahun hidup di dunia. Tapi di sisi lain yang sedang aku alamin ini bakalan gada apa apanya dibandingkan dengan nanti masalah yang akan muncul di tahun tahun berikutnya, di fase hidup yang lain (kehidupan pernikahan misalnya) kayaknya masalah yang sekarang aku adepin ini gada apa apanya. Dari situ juga aku berpikir, ini masalah yang “mungkin” sepele diantara masalah lain yang akan dihadapi kedepanya ajaa aku efeknya kemana mana, semua orang disekitarku jadi kena imbasnya, gimana nanti aku ngadepin masalah yang lebih gede ? ini aku yang mikirin badan sendiri aja pusingnya kaya gini efeknya segini gedenya, gimana nanti aku mikirin keputusan buat kepentingan keluarga yang udh pasti gak sendirian ? mungkin diantara kalian banyak yang sedikit banyak mengandalkan pertolongan allah yang kadang tiba tiba dateng atau tiba tiba ada jalan, bukanya aku nggak percaya sama pertolongan-Nya tapi realistis aja gitu kalo aku liat aku belum bisa yaudah berarti jangan dulu, intinya ngandelin diri sendiri dulu.

    Selain dari contoh kasus diatas itu kadang juga aku berpikir “yang namanya nikah itu kan komitmen, berjanji kepada tuhan buat hidup bareng satu orang doang apapun kondisinya apapun masalahnya pokoknya harus sama itu orang, dan itu gak Cuma setaun dua taun, puluhan taun, apa iya aku bisa ? apa iya aku sekuat itu ? apa iya laki laki yang nantinya aku pilih bisa ngejalanin komitmenya ? kalo enggabisa gimana ? aku gimana idupnya abis itu ? aku mau kemana ? mau ngapain ?”pertanyaan itu juga yang terus meneruss muter muter dikepalaku kalau lagi bahas pernikahan. Setelah beberapa waktu berkutat dengan isi kepala yang berisik itu akhirnya sedikit sedikit pelan pelan aku mulai menemukan jawaban walaupun jawabanya mungkin gak masuk buat kalia, setidaknya ini bisa menjawab pertanyaan yang aku buat sendiri.

    Diantara pertanyaan-pertanyaan itu semua dapat disimpulkan bahwasanya selama ini aku berpikir kalau yang namanya pernikahan itu “tujuan hidup” bagi perempuan, bisa dilihat dari pertanyaan pertanyaan yang gada jawabanya itu, kebanyakan isiinya tentang ketakutan kalau nantinya si cowok tiba tiba bertingkah kaya hewan dan ninggalin ceweknya tanpa tanggungjawab dan efeknya seolah olah perempuan itu hancur bakalan hancur kehidupan setelahnya, tidak ada tujuan, gapunya pegangan dan arah setelah ditinggal laki-lakinya, padahal dia aja seenaknya pergi tapi seolah efek buat perempuanya jadi hancur hidupnya.

    Dari situ aku sadar, mindset aku udah salah dari awal, menikah itu bagian dari perjalanan hidup perempuan, bukan tujuan akhir perjalanan hidup dari perempuan, kalau berpikir kalau pernikahan adalah tujuan hidup, yaa itu pertanyaan pertanyaan itu bakal menjadi ketakutan yang gada ujungnya. Mulai sekarang aku berusaha untuk menjawab semua pertanyaan itu dengan usahaku sendiri, dengan realita yang akan aku bangun sendiri, dengan jawaban yang akan aku usahakan dari sekarang, setidaknya aku bisa menjawab pertanyaan itu atau kemungkinan buruk yang akan terjadi dengan usahaku sendiri, dengan persiapan yang akan aku mulai dari sekarang, harapanya kalaupun nanti terjadi hal yang tidak diinginkan aku udah ngga bingung lagi harus apa setelahnya karena dari awal sudah berpegang pada diri sendiri bukan bergantung pada orang lain. 

    Dari semua pemikiran pemikiran terssebut dari atas sampai bawah, dapat disimpulkan bahwa aku belum selesai dengan diri sendiri, aku belum selesai memahami diri sendiri, dan belum selesai menjadi utuh lengkap berdiri tanpa goyah terkena angin. Untuk sekarang dan mulai sekarang mungkin aku akan menghabiskan waktuku buat menyelesaikan semua keriuhan yang ada pada diri sendiri, setelahnya mungkin baru akan memulai pembicaraan ke arahh yang lebih serius, entah satu, dua atau bahkan tiga tahun lagi, semoga ada yang mau sabar menunggu sampai waktuu itu. 

Kamis, 28 Juli 2022

Adalah 6/6 bukan 3/3



            Penderitaan ini dimulai sejak awal tahun 2022, dulu sebelum tanggal 31 Desember 2021 orang-orang pada sibuk nyiapin momen taun baruan, ntah sama temenya, pacarnya, sama selingkuhanya, mau main kemana, bbq dimana, nongki dimana trs abis itu mau kemana lagi, sedangkan aku jujurr samsekkkk gaa tertarik untuk menikmati momen taun baru, mungkin karena aku sadar akan banyaknya beban berat yang harus aku laluin di 2022 nanti dan hal itu bikin aku ngga tertarik buat ngerayain taun baru, tapi ini bukan berarti kalian yang ngerayain taun baru adalah orang yang ngga mikir dll itu bukann, itu normalnya manusia kaya gitu semisal taun baru, disini yang gak normal adalah aku, serius aku sadar. Mungkin diantara kalian ada  yang berpikir “ih lebay banget, santai aja kali, spaneng amat” aku akuin emang aku sepemikir itu, apapun dipikir sampe stress kadang sampe sakit, aku juga gamau jadi orang gini, aku pengen banget jadi orang yang setengah ndablek tapi kayaknya aku nggabisa (emot nangis). 

    Ngomong-mgomong masalah beban, aku bakal kasih tau apa aja beban yang  ada dipikiran aku sampe sampe aku samsek ngga tertarik ngerayain taun baru. inti dari bebanya adalah ketika aku sadar betull awal tahun 2022 adalah momen dimana aku udah semester 8, dan momen sadar udah semester 8 itu dibarengin dengan momen aku sadar kalo udh tinggal 1 semeser doang tapi aku belum ngapa ngapain :’) aku belum ppl, pbm, sempro, kkn, kompre, dan terakhir munaqosah, shitt men itu bener bener banyak dan beban bangett, 6 itu menurutku bukan hal yang mudah dan singkat buat dilewatin, sementara aku cuma punya waktu selama 6 bulan/ 1 semester buat nyelesein itu semua, ditambah setelah itu semua udah, aku harus nyari kerja, bener bener 2022 ini momen yang isinya ujian ujian berat menurutku, dan menurutku nyari kerja adalah momen yang paling aku takutin, kalian pasti pernah liat di ig tiktok atau apapun itu yg share meme ttg vibes orang yg lg nyari kerja, bawa map kemana mana panas panas, pake baju item putih, ditolak sana sini, itu semua bener bener kaya nightmare buat aku sumpaahh ;’) soalnya menurutku kehidupan yang sebenarnyaa dimulai sejak saat itu, saat orangtua udah mulai ngelepas tanggungjawabnya sampai kita lulus S1, ahh kalian pasti ngerti beratnya dimana tanpa perlu aku ngomong panjang lebar.

Januari-Febuari adalah 3/6

            Cerita perjuangan aku lulus tepat 8 semester dimulai dari januari, sebelum masuk tahun 2022 aku dan coach kuliah aku yang sangat berjasa tapi tidak bisa aku tulis namanya disini (ceilaahhhhh punya coach) udah ngelist apa aja yang harus aku lakuin di smt 8 ini yang pastinya disesuain sama jadwal kalender akademik kampus,  kurang lebih gini :

1.      Januari = PPL+PBM

2.      Febuari = Sempro + Nyicil skripsi

3.      Maret = KKN + Kompre

4.      April, Mei, Juni = Skripsi

5.      Juli = Sidang Akhir

6.      Agustus = Wisuda

    Jadwal itu aku tulis dan aku jadiin wallpaper di hp biar aku reminder teruss sama kewajiban aku, sm goals aku yang pgn lulus tepatt 8 semester, dan selalu inget sama prioritas yang ada didepan, itu adalah rencana, iyapun meleset kayaknya gabakal jauh jauh dari itu, pikirku dulu. Awal tahun sesuai rencana adalah waktunya aku PPL dan PBM, nggada yang susah nggada masalah selama aku PPL PBM kemaren, Cuma capekk karena berangkat pagi pulang sore, trs waktu itu aku berangkatnya dari rumah yang jaraknyaa lumayaaan bangeetttt ke tempat ppl, cape jujur cape, tapi yaudah aku nikmatin.  Nggada masalah sampai akhirnya proposal aku acc sempro di pertengahan aku ppl, aku bukan tipe orang yang bisa mengerjakan dua hal dalam satu waktu, bener bener nggabisa karena fokusnya jadi kepecah, inget bangett abis acc sempro bukanya seneng  aku malah jadi sering nangis, balik lagi karena aku bener bener nggabisa ngerjain 2 hal dalam satu waktu, waktu itu aku cape ppl ditambah aku juga harus mikir berkas berkas buat daftar sempro yang lumayan ribett terutama bagian plagiasi, plus belajarnya buat persiapan juga, disitu bener-bener jadi sering nangis ngeluh nggabisa gakuat mending sempronya mundur ajaa tapi aku sadar, aku inget  sama goals aku, kalo satu mundur jadii semua pasti mundur sementara kalo mau lulus tepat 8 semester itu udah nggada waktu buat ngulur waktu karena emang waktunya mepet bangett, dengan alasan itu satu aku pelan pelann jalaninn, nikmatiiiinn, aku rasainn dan aku resapi bener benerr. 

    Selama aku pusing nangis nangis itu aku jadi sering bertanya sama diri aku sendiri “kamu lg ngejar apa sih segitunya, demi apaa kamu mau ngelakuin hal hal yang sebenernya dari awal kamu udah tau kalo kamu gabisa, demii apa ?” pertanyaan itu sering banget muncul dikepala aku disaat aku udah deket sama momen sempro, yang sampe sekarang pun sebenernya petanyaan itu kayaknya belum bisa terjawab, aku mencari alasan logis yg kiranya bisa aku jadiin alasan kenapa aku harus selesein sempro ini (selain pengen lulus 8 smt), dan aku nemu alasanya, waktu itu momen beberapa hari sebelum aku sempro ada film yang lumayan tenar dan rame banget di tiktok, bagus kayaknya dan aku penasaran tapii aku gabisa nonton karena aku mau sempro, mungkin sebagian orang momen seminar proposal adalah hal yang biasa aja, pengen nonton tinggal nonton. Tapii aku nggabisa, pertama karena aku takut sempro karena itu adalah momen pertama aku berhadapan sama penguji, kedua karena aku dulu ituu mikir semisal punya kewajiban, tanggunggjawab dll itu aku gaboleh seneng seneng santai santai kalo kewajibanya belum selesai, haraaamm hukumnya buat aku haha. Mungkin ini simpel tapi hal itu jadi salah satu alasan kenapa aku semangat buat seminar proposal, semangat mau cepet cepet selesai, demi apaa ???? demi aku bisa nonton ‘Kukira Kau Rumah’ setidaknya untuk jangka pendek aku bisa menjawab pertanyaan yang aku tanyakan pada diri aku sendiri. 

    Sampai akhirnya 7 febuari 2022 aku udh nyelesein 1 goals aku di 2022 ini (yeeeeyyyyy) seneng bangett karena baru pertama aku ngerasain sidang, seminar atau apalah itu namanya ditambah hasilnyaa juga lumayan diluar ekspetasi jadi senengnya bener bener, ngerasa keren juga karena ternyata aku bisa, aku kalo ada niat pasti bisaa. Dan sesuai dengan tujuan aku sempro tadi, malemnya setelahh aku sempro lanngsung tancapp nonton ‘Kukira Kau Rumah’ itung itung buat self reward (oiaa makasih buat intan rahmawati yang selaluu paling mengerti kondisi dan posisi aku, paling ngerti apa yang aku butuhin, makasih udah kasih aku tiket nonton kukira kau rumah, bener bener berkesan banget buat aku). Setelah tanggal 7 febuari aku seminar proposal disusul besoknya tanggal 8 febuari 2022 adalah hari terahir aku punya kewajiban berangkat pagi pulang sore layaknya budak corporate ;))) yapp 8 febuari aku selesai PPL, inget banget tanggal 9 febuari adalah hari dimana aku ngerasa tenang banget idupnyaa udah nyelesein 3 goals aku di tahun 2022 dalam waktu 1 bulan, setelahnya aku ada ujian PPL & PBM yah gitu gitu doang ngga terlalu serem Cuma yaa seneng ajaa gitu karena aku udh selesein 3 goals aku di tahun 2022.

April 4/6

            Febuari setelah sempro semangatku masih menggebu gebu buat ngerjain skripsi, karena febuari aku free dan sesuai target aku febuari aku mulai mipil skripsi jadi yaudah daripada gabut aku tulis dikit-dikit, tapi nyatanyaa proses ngerjain skripsi itu ketabrak sama pendaftaran sekaligus persiapan berangkat KKN yang bakal aku lakuin bulan maret nanti, persiapanya bener bener butuh waktu, tenaga, pikiran, materi pokoknya semuanya dan itu memakan waktu cukup lama (yang udah pernah KKN pasti tau). Balik lagi karena aku bukan tipe orang yang bisa ngerjain 2 hal dalam satu waktu jadi febuari skripsiku bener bener terbengkalai ga kesentuh karena sibuk sama persiapan KKN, plus karena aku exited bangettt sama KKN jadi perhatianku teralihkan gitu sama persiapan KKN, sampai akhirnya pertengahan maret aku berangkat KKN (cerita KKN ada di postingan sebelumnya gais kalian bisa baca) selama KKN aku sama sekalii nggak nyentuh skripsi aku karena emang aku menikmati bangetttt momen ketemu hal hal baru, budaya baru, orang orang dengan kebiasaan dan pola pikir yang berbeda, bener bener aku nikmatin aku pelajarin sampe aku gak sempet mikir skripsi, mungkin ini juga karena aku orang yang mikir “jalanin dulu yang didepan, yang paling deket, lakuin yang terbaik yang ada didepan mata, nanti jalan terbaik juga akan menyusul, momen yang didepan belum tentu keulang jangan sampe nyesel karena km ngga maksimalin momen yang ada” kalimat itu terus terusan muter dikepala aku, bahkan kayaknya sampe sekarang aku masih pake prinsip itu. Singkat cerita KKN udah selesai udah pulang sekitar h-seminggu lebaran, abis KKN bener bener ngelepas kangen sama purwokerto dengan main sana sini, makann makanan yang gada di tempat KKN, main sama temen temen di pwt, dah intinya aku main doang sama ngerjain laporan ahir KKN dan ga mikir skripsi samsek waktu itu sampe lebaran. Abis lebaran mulai dikejar deadline artikel KKN sampe berapa hari fokusku cuma ke artikel. Setelah artikel selesai, inget bangetttt fakultas ngeluarin pengumuman yang isinya tentang penutupan pendaftaran sidang ahir kalo gasalah semisal mau wisuda juli terahir pendaftaran sidang tanggal 16 Juni. Wisuda yang harusnya bulan agustus jadi maju bulan juli yang otomatis penutupan sidang juga maju. Gaisss ? gilaa po, mepett bangettt infonyaaaaa, waktu itu bener bener stress mampus, kaget setengah matiii karena aku samsekkk belum ngerjain skripsii setelah sempro sementara waktunya sampe penutupan kurang lebih cuma 1 bulan, 1 bulan aku harus ngerjain skripsi sampe selese, bimbingan yang masyallahh banget dosenya, plusss mikir persiapan kompre…

Bismillah juni fokus dan 5/6

            Aku tutup semua yang udah aku lakuin di bulan januari-april dengan ceklis goals ke-4 aku di tahun 2022. Sekarang dengan fokus dengan goals baru gimana caranya aku nyelesein 2 hal yang beratt, butuh waktu, tenaga dan pikiran hanya dalam waktu kurang lebih 1 bulan, gimana caranya aku nulis skripsi sampai selesai, dilanjut bimbingan sampai acc, sekaligus dalam satu waktu aku mikir ujian komprehensif, awalnya stress kagett pesimis banget kayak gamungkin, hampir nyerah soalnya ini skripsi gaiss skripsiii bukan makalah presentasi mingguan ;’). Tapi aku Cuma butuh tenang, fokus, jangan tengok kanan kiri, jangan banyak ngeluh, kerjain pelan-pelan, usahain tiap hari ada progres, intinya usahain maksimal hasilnya terserah yang diatas. Aku ingett banget prosess aku ngerjain skripsi dengan waktu kaya ngerjain makalah itu aku samsek ga nangis, padahal cape, stress, pusingg itu udah pastii tapi di otak aku kayaa udah ketanem prinsip “gausah nangis, nangis gabikin selese, lebay, gada waktu buat nangis ini h-berapaaa, lanjut kerjain sekarang!” kata-kata itu terus muter di otak aku, dan hal itu juga yang bikin aku kuat sama pendirian aku buat maksimalin waktu yang ada dengan ngelakuin yang terbaik walaupun waktunya terbatas. 

    Setelah pengumuman pendaftaran sidang aku mulai mikir tanggungjawab aku tinggal 2 yaitu ujian kompre sama munaqosah, yang paling deket dan paling mungkin buat dilakuin adalah ujian kompre dulu tapi aku belum ada persiapan samsek, mental nya belum ada bener bener masih 0, beberapa harii aku ngumpulin niat duluu ngumpulin mentall terutama buat daftar ujian kompre sambil ngumpulin mental udah pasti aku sambil mipil ngerjain skripsiku biar tiap hari ada progress, setelah aku yakin dengan diri aku sendiri aku coba buat daftar kompre, tapi jujurr gais aku pas daftar kompre itu aku samsek belum belajar, aku udah daftar kompre tapi fokusku masih ke skripsi, ini karena hasil mikir aku sebelum daftar kompre dan akhirnya aku dapet keputusan, keputusanya kurang lebiih gini “boleh sekarang daftar kompre, tapi sebelum jadwal kompre keluar fokusku tetep ke skripsi karena itu butuh perhatian yang besar dan waktu yang mepet ini terus berjalan, dan nantiii kalauu jadwal kompre udah keluarr dann pengujinya udah jelass aku harus udahan dulu sama skripsiku untuk sementara waktu dan mulai fokus sama ujian kompre yang bakal aku lakuin, belajar, tanya tanya karakter dosen penguji aku nantinya dll” aku udah janji sama diri aku sendirii gimana caranya aku memanage waktu dan janji itu aku tepatin bener bener.  Setelah jadwal kompre keluar, skripsiku bener bener aku tutup dan fokusku mulai teralihkan sama kompe. Sampai akhirnya ujian kompre selesai, dan seperti biasa aku selalu mencari alasan kenapa aku melakukan sesuatu, alasan aku semangat selesein kompre adalah karena aku mau nonton rizky febian waktu itu inget bangetttt, persis sehari setelah kompre besoknya aku nonton konser. Bener bener lega banget karena goals aku di smt 8 ini kurang satu doang walaupun waktunya sedikitt bangetttt tapi setidaknya aku bisa fokus dan bisa memanfaatkan waktu yang ada itu full buat skripsi dan sidang akhhir.

In the middle off june

            Persis seperti yang tertulis di baris sebelumnya, paragraf ini akan menjadi part yang paling menarik diantara banyaknya tulisan aku di postingan ini, diantara semua bulan yang penuh penderitaan ini, juni adalah bulan terbaik untuk diceritakan. Banyak sekali kejadian, pengalaman, cerita di bulan juni yang merubah sepenuhnya tentang bagaimana cara aku menghadapi skripsi, bagaimana caranya menjadi tenang diantara badai dan bagaimana caranya menerima sekaligus berusaha menjadi keren dengan versi aku sendiri. Nasehat pertama untuk diri aku sendiri dimulai dari motto yang ada di skripsi aku 

diam sampai kopi pahitmu menyurut habis bukanlah solusi, ambil kopi pahit jatahmu ditempat ini, minum kopinya sedikit demi sampai akhirnya habis, lantas setelahnya kamu sudah bisa pergi dari tempat ini bukan” 

mungkin bagi beberapa orang kalimat tersebut terkesan lebay, gapaham dll, tapi mariii aku ceritakan dibalik kalimat yang aku jadikan moto pada skripsiku itu. Sering sekali aku temui orang-orang dengan status skripsi fighter itu ketika ditanya atau dibahas mengenai masalah skripsi mereka jawabnya “udah lah sabar aja dulu, tiap orang punya timingnya masing-masing, punya waktunya masing masing” aku tidak membenarkan kepada orang yang menanyakan progres skripsi, aku sama sekali tidak membenarkan, yang menarik disini adalahh tentang mahasiswa tingkat akhir yang berlindung dibalik kata “timing”. Kita garis bawahi kata “timing” dan coba kita ganti kata “timing” dengan “jatah gagal” kata akhirnya menjadi “setiap mahasiswa punya jatah gagalnya masing masing” shitt men itu jauh lebih baik dan terdengar lebih efektif, aku bukan tipe orang yang terlalu berorientasi pada sabar, tabah, menunggu takdir allah dll, aku tipe orang yang semua itu ada di usaha sendiri yang pertama dan dibarengin dengann doa, intinya mereka berdua berjalan beriringan 

doa tanpa usaha adalah bohong dan usaha tanpa doa adalah sombong

Kembali lagi dengan kata “jatah gagal” kenapa aku sebut kata “jatah gagal” lebih efektif jika dibandingkan dengan “timing”, gini gini banyak aku temuin kebanyakan orang yang bersembunyi dibalik kata timing adalah orang yang sama sekali tidak melakukan apapun, tidak melakukan apapun disini adalah tidak berusaha dan terus menerus menyalahkan timing. Kata kata itu hanya pantas digunakan untuk orang yang berusaha dan terus berproses, untuk orang yang diem menunggu takdir mending ganti kata timing dengan jatah gagal. Yang namanya jatah itu bisa dihabiskan dengan waktu singkat, kita bisa memilih mau menghabiskan cepat cepat atau perlahan, layaknya kamu dikasih jatah uang jajan 100 rb buat seminggu misalnya, tapi nyatanya kamu bisa menghabiskan lebih cepat bukan ? untuk proses skripsi ini bayangkan jatah yang dimaksut adalah jatah gagal, jatah gagalnya orang skripsian itu apa sih ? revisi. Setiap kita punya jatah revisi masing masing sampaii akhirnya acc sidang, akuu kemaren dikasih jatah revisi sampe 5 kali sampe akhirnya bisa acc. Begitupun kalian, kalian juga pasti punya, berapa jatahnya ? kita gatau, tugasnya sekarang adalah melahap cepat cepatt setiap revisi yang dikasih sama dosbing biar jatahnya cepet abis. Semoga kalian mengerti maksutku ;)

            Pelajaran selanjutnya yang aku dapet di bulan juni adalah bagaimana caranya mengontrol diri sendiri, layaknya rumah yang memiliki jendela dan tau kapan waktunya jendela harus dibuka dan kapan harus ditutup agar isi rumah tidak berantakan bahkan hancur. Selama sebulan lebih aku ngerjain skripsi, aku keluar buat main bener bener keluar niat buat main itu bisa diitung pake jari, baalik lagi karena aku kalo masih ada tanggungjawab kayaknya susah buat seneng seneng kalo tanggungjawabnya belum selesai, pluss takutnya nanti misal goals nya ga kecapai jadi nyalahin diri sendiri kaya “duh kemaren aku harusnya ga main, kalo kemaren aku sehari ngerjain skripsi kan lumayan bangeett, harusnya ga gitu, kaan jadi begini endingnya dll” aku udah pernah ngerasain gitu dan aku gamau kejadian itu terulang kembali makanya aku bener bener kurangin waktu buat main dan fokusin ke goals. Sebagai anak muda ya gaiss, apalagi aku ini anaknya dolan bangettt, jujurr aku iriii waktu aku mengurung diri di kamar buat ngerjain skripsi, pusing, putek banget bosen, cape dll trs aku liat story isinya temen temen aku lagi main, ngopii haha hihi sama temen temenya, sama pacarnya, ke pantai, ke bukit atau kemana lah semantara aku Cuma dikamar, ngerjain, pusing, putek, aku iirii gaiss akuu iri bangett waktu ituuuu, sekali lagi aku katakan waktu itu aku iri. Tapi kayaknya sekarang itu mereka yang kemaren bikin aku iri gara gara storinya main trs sekarang lg iri sama aku gara gara aku udah selesai skripsi (duh gelap). Nextttttt.. aku adalah orang yang misal punya kemauan, goals atau apalah itu namanya itu harus dapet, gamau tau pokoknya harus dapett, aku bakal usahain abis abisan biar aku bisa sesuai dengan goals aku. Aku sadar kalau kaya gitu itu ngga baik setelah kejadian ini, jujur dulu aku ambisi banget mau wisuda bulan juli, idk padahal itu cuma ceremonial tapi aku ambisi bangett mau wisuda juli, setiap aku ngerjain skripsi lg cape dll aku inget sama goals aku kalau aku harus wisuda juli, harus, pokoknya harus. Sampai akhirnya tanggal  1 juni 2022 ketika skripsiku udah selesai sepenuhnya sampai bab 5 dan aku mulai serahin ke dosbing aku buat bimbingan disitu data yang aku gunain buat penelitian dinyatakan 100% salahh J bayangin guys udah h-2 minggu penutupan sidang aku harus nyari data ulang, analisis ulang dan otomatis skripsiku bab 4 dan bab 5 juga berubah semua (emot nangis). Itu rasanya bener bener ancur banget, hopeless banget udah pasti, rasanya kaya disamber petir kepalanya, pelajaran yang diambil adalah lain kali galih harus lebih tenang, sabarr, lebih fokus walaupun buru buru, pelan pelan kalo capek istirahat daripada kaya gini buru-buru banget tapi malah “one step forward and three steps back”. Inget banget waktu itu aku dikasih kabar data aku salah itu sore jam 5an, setelahnya aku bener bener lemes banget mikir kaya aku dari kemaren ngapain ?aku jarang tidur, keras banget sama diri sendiri, bahkan kadang mau makan pun aku kasih aturan misal “galih gaboleh makan sebelum sub bab ini selesai” makanya aku buru buru ngerjain selesein biar bisa cepet makan karena laper, bener bener se keras itu sama diri sendiri tapi itu jangan ditiru karena itu bener bener ga baik, pokoknya kalian jangan kaya gitu. Setelah dapet kabar itu aku udah sama sekali gabisa tenang, gabisa mikir, kaya udah buntu aja gitu pasrah dan aku terima kalau nantinya aku harus nambah semester, tapi aku sadar waktu itu aku lagi kaget, pikiranya gak tenang pokoknya pikiranya kemana mana jadi aku mutusin buat tutup laptopnya, mandi makan sholat maghrib trs sampe isya, abis isya aku bener bener tidurr, sebelum tidur aku doa “yallah bangunin aku besok di jam sholat tahajud dengan pikiran yang tenang, fokus seenggaknya aku bisa nyelesein masalah yang lagi aku hadapi” dan gaiss u know aku beneran bangun di jam 01.30an, ajaib bangetttttttttt padahal aku nggak alarm samsekk, trs aku sholatt abis sholat bener bener tenang, lebih menerima, dan jujur mungkin karena aku tenang jadi akku bisa mikir solusi buat skripsiku yg lagi trouble, daripada aku pusing haruss rubahh 100% data nyaa yg otomatis aku harus itung ulangg karena aku kuan trs belum tentu datanya bener dll mending aku rubah di bab 3 aja, besoknya setelah debat dan adu argumen sama dosbing aku yang tentunya pembelaan biar aku datanya ga dirubah, proses panjang dan buktii yang kuat akhirnyaa data aku dinyatakan boleh dipakaii (seneng bangett karena ada harapan).

H-Seminggu penutupan

            Beberapa hari sebelum penutupan sidang, aku udah mulai mipil berkas berkas yang lumayan banyak itu buat daftar sidang walaupun skripsiku belum acc, setidaknya kalau acc aku bisa langsung daftar gitu, selama 1 minggu aku bener bener intens sama dosbing aku, tiap hari bimbingan, kirim skripsi dapet revisian aku kerjain revisinya trs aku kirim lagi di hari yang sama, kaya gt terus polanya tiap hari, balik lagi guys aku lg ngabisin jatah gagal aku, penutupan sidang yang aku tau itu tanggal 17 juni di awal pengumuman, h-5 aku wa ke bu siti kurang lebih minta bantuan karena aku lagi ngejar acc sebelum tanggal 17 biar bisa ikut wisuda juli dan u know gais jawabanya bu siti apa “dari dulu kemana aja ?” bener benerr sakitt bangettttttt, aku ngga nyalahin bu siti dalam hal ini karena beliau gatau apa aja yang udah aku lakuin semester ini, tapi itu bener bener nusuuk banget di aku, aku yang dari awal kaget jadwal wisuda majuu selalu progres skripsi ga sempet nangis samsekk sampe akhirnya bu siti bilang kaya gt air mata aku bener bener tumpah se tumpah tumpahnya, aku nangis, sakit banget dan tiba tiba aku inget apa aja yang udah aku lakuin di semester ini, aku ngapain aja dari kemaren sampe ga sempet skripsian ? aku PPL, PBM, sempro, KKN, kompre dan itu semua bukan hal sepele, itu butuh waktuu dan perjuangan. Aku yang dari kemaren gak  ngerasa capek samsek karena semangatnya menggebu gebu, seketika ngerasa capek banget bener bener cape soalnya aku jadi inget inget semuaa yang udah aku lakuin 1 semester ini ditambah ini harus kejar kejaran sama deadline. Hari itu aku bener bener puas puasin nangis, sekaligus aku ngeluapin emosi dan pusing aku selama ini sih, setelahnya jujur jadi lebih lega. Minggu mingggu penutupan sidang mental aku bener bener naik turun, stress, cape, pusingg, hopeless karena ga di acc acc. Proses skripsi aku kemaren bener bener sedep karena skripsi aku bisa dibilang susahh bannget (menurut aku) ditambah dosbingku yang pinterr plus masyallah banget haruus di doain tiap hari, bener bener gurihh bangettt perjuanganya.

            H-1 penutupan sidang skripsiku belum acc juga, aku kurang paham kenapa dosbingku kalo kasihh revisian itu dikit dikit, hari ini dikit trs besok lagiii dst, kenapa gak sekalian aja bruk semuaa gt soalnya beliau kalo dihubungin buat bimbingan rada susah gais slowres makanya aku  gemes (emot nangis). 17 Juni 2022 skripsi aku baru acc buat daftar munaqosah, kebetulannn berkas semua udah siapp alhamdulillah dan itu hari terakhir buat daftar munaqosah, aku seneng bangett karena aku bisa wisuda juli pikirku, trs pas aku buka link pendaftaran sidang ternyata link nya ditutup, trs aku langsung dongg  chat admin fakultasnya tanyaa ini gimana daftarnya kok ditutup, disini adalah part dimana akuuu down se downn down nya, admin fakultas bilang kalau pendaftaran sidang udah ditutup tanggal 16 Juni kemaren dan dibuka lagii 29 juni tapi aku gabisa ikut wisuda juli walaupun aku itunganya masih 8 semester dan ga bayar ukt (emot nangis 1000x) bener bener langsung clengg bannget kepalanya sakit, lemessss, pusing, gemeterannn dah pokoknya seketika aku pengen pingsan. Beberapa menit aku masih ngelamun, mikir kaya inni beneran nggabisa ?serius ditutup ?kok aku gatau ?kenapa tb tb ditutup ? aku dari kemaren ngapain ? akuu jarang tidur buat apa ? makan aja rasanya mual. Ini sia sia ?serius ? udah gabisa ? kenapa bu siti baru acc tanggal 17 ya ? padahal aku berkas dah siap dari dulu tinggal nunggu acc doang. Kenapa yaaa ??? ini akuu gajadi wisuda juli ? kenapa yaa ? aku usahanya kurang apa  ? prosesku udah maksimall, tapi kenapa hasilnya menghianati ? kata kata itu bener bener muter trs dikepala aku, sampe akhirnya aku nangis kedua kalinyaa sampe kejerr, cape banget guys beneran ngga boongg aku jarang tidur 1 minggu terakhir demi acc, tapi tb tb zonk kek tau gini aku sante ajaaa. Setelah tau ituu aku bener bener langsung chat dosbing aku bu siti, dsitu aku minta maaf bener benerr karena seminggu terakhir aku chhat terusss bimbingann terus bahkan beliau lg rapat sambil aku bimbingan, beliau lg di jalan masih sempet vn buat jelasin salahnya aku dimana, bener bener merasa bersalah banget sama bu siti jadi pengen peluk waktu itu. 

    Setelah aku pikir aku resapi baik baikk setiap kejadiann yang aku alami, tuhan itu baik. Alhamdulilllah aku masih dikasih pikiran yang sehat, bisa berpikir positif walaupun ga setiap saat, bisa memaknai setiap kejadian yang aku alami. Allah itu baik banget sama aku, bener bener baik bangett, dia tau aku seminggu terakhir ngga kaya manusia, jarang tidur jarang makann, makanya aku dikasih waktu 12 hari buat istirahat setelah semua berkas aku siap dan tinggal nunggu pembukaan doang, bener bener baik banget. Kalaupun aku jadi ikut sidang yang 16 junii itu aku jamin badanku cape banget sakit banget karena abis acc lanjut nyiapin sidang, sidangnya, revisi, daftar wisuda dll itu bener bener non stop, tapi jujur buat kalian yang udah wisuda kemaren juli keren bangett kaliann pasti perjuanganya ga abis abis sebelumnya, pround of u (emot peluk). Walaupun aku udah iikhlas gajadi wisuda juli aku tetep masihh mikir, kenapa yaa selisih 1 hari doangg aku gagal wisuda juli,  1 hari doangg yallah, dalam  hal ini aku sama sekali tidak menyalahkan diriku sendiri, karena aku sama sekali tidak menyianyiakan waktu yang ada, aku maksimalin bener bener tapi emg hasilnya dikasih begini dari atas jadi aku terima, beda kalo aku dari kemaren haha hihi main aku jamin 100% aku nyesel dan menyalahkan diri aku sendiri. setelah aku resapi bener bener mungkin ini karena aku suka nunda nunda sholat, pesanya buat kalian, kalo udh ada adzan dan kalian lg ngga ngelakuin hal penting mending langsung aja wudhu sholat, sebentar doang gasampe 5 menit tapi efeknya bisa kemana mana, serius ;) dan dari kejadian itu juga jadi bahan belajar buat aku kalau terlalu berambisi pada pencapaian itu resikonya tinggi, sebelas dua belas sama judi, kalo dapett kamu senengnya gak tanggung tanggung, kalo kalah ? kecewanya juga ga tanggung. Makanya besok besokk kalauu ada kejadian serupa bakalan lebih baik kalo kita lebih mencintai proses dibanding pencapaianya, karena resikonya tinggi, ngalir aja udahh, "hidup ini ibarat sungai, kamu jangan menjadi seperti batu karena terlalu kenceng sama pencapaian, batu di sungai itu jarang bergerak selalu stak disitu karena terlalu kuat, jadilah kamu seperti air yang  mengalir menikmati setiap jalan yang dipilih untuk kita, lantas dengan kamu mengalir kamu bisa sampai samudera kan ?" yang namanya keren itu ngga selamanya tentang menang, tapi tetep tersenyum saat hasilnya ga sesuai itu jauh lebih keren.

            12 hari sebelum pendaftaran dibuka aku bener bener istirahat total, aku tidur, main, makan makanan yg enak, intinya aku istirahat sebelum besok tgl 29 tempur lg buat daftar sidang. Selama 12 hari itu banyak banget story temen temen pada sidang, tapi alhamdulillah aku ga terlalu gimana gimana karena aku udahh ikhlas udah tenang, dan nerima 100% karena kalo dipikir pikir banyak dampak positifnya aku mundur sidang. Sampe akhirnya setelah tgl 29 aku daftar sampailah hari dimana aku mau sidang, jujur aku ngga doa minta muluk muluk untuk sidang aku besoknya, aku Cuma minta aku tenang, kunci sukses sidang itu ada di diri kita sendiri, dan dengan tenang aku yakin 100% ketika diantanyain hal yang susah pasti bisa mikir jernih dan akhirnya bisa jawab. Intinya tenang. Dan alhamdulillah doaku didenger karena aku sebelum sidang bener bener biasa aja gak panik samsek, mungkin karena aku dablek juga kali yaa. Selama sidang bener bener enak banget gaiisssss gada serem seremnyaaaa kaya cerita ajaa gt ngobrol sm penguji, dan buat kalian yang mau sidang saranku udahh gausah dengerin omongan orang, orang tuh pasti banyak yg bilang “ehh kalo gini bisa ga lulus tau, kalo data nya gini salahh nanti kamu dibantai, kemaren si anu sidang masa diginiin sm dosen” dah gais kalian gausah dengerin omongan orang pesimis kaya gitu, bener bener berisikkkkkkk dan ganggu. Udah jalanin ajaa, yang namanya skripsi itu nggada yang sempurna, setiap dosen itu punya karakter skripsinya masing masing, misal dosbingku itu beliau fokusnya sama analisis datanya, kalo pak jamall itu karakternya skripsi harus dikaitin sama ilmu agama, dan lain lain, kalo kamu mau skripsinya sempurnaa ya kamu pelajarii semua karakter skripsi dosen febi itu gmn trs terapin di skripsimu biar nanti ketemu penguji a dengan karakter skripsinya dia eh di punyamu udh dimasukin gt, tapi itu kurang efektif karena bakalan banyak bgt malah tambah pusing, makanya mending terima aja udah, “ini skripsiiku dengan versi terbaik menurut aku dan dosbing aku, kalaupun nanti gak sesuai sama kemauan penguji itu hal wajar karena setiap orang punya pandangan benar dan salahnya masing masing” terapin bener benerr itu sebelum sidang gais, efektif biar kalian tenang. Lagian gampang misal ada yang salah sama skripsimu tinggal kalian akuin aja kesalahan di skripsimu, minta maaf, trs janji bakal diperbaiki saat revisian, kelarr gt doang. Intinya skripsi itu nggada yang sempurna, iyapun dinyatakan sempurna dan tanpa celah sedikitpun itu yg bisa sampe kaya gt cuma orang yang pro bangett skill dewa.

Juli adalah 6/6 bukan 3/3

13 Juli 2022 adalah hari yang “katanya” berkesan buat aku karena hari itu adalah hari dimana aku dinyatakan lulus, tapi nyatanya aku biasa ajaa hari itu ngga seneng seneng amat, orang lain abis sidang itu biasanya nangis terharu dll, tapi jujurrr aku biasa aja, gatau kenapa mungkin karena aku pause udah lumayan lama ya 12 hari ngga megang skripsi ga berjuang gt jadi yaa biasa aja vibes perjuanganya udah ngga ada. Aku hari itu seneng karena temen temen aku pada datengg banyak bangett jadi aku senenggg karena ngerasa temen temen aku kok pada baik bangett yaa care gt sumpaah makasih guyss yang udah dateng, kalian adalahh satu satunya alasan aku seneng di hari itu, kalo  hari itu aku diwajibkan buat nangis kayaknya aku lebih memilih menangisi kebaikan kalian semua daripada menangisi selesainya skripsiku karena jujur beban ini gada abisnya aku rasa, dulu liat temen sempro jadi iri pengen, liat temen kompre panas, apalagi liat temen munaqosah kan, yang munaqosahpun sama gais kali liat orang yang udah kerja, jadi intinya mah yaudah lah sawang sinawang aja. dan untuk temen temen aku semoga kaliian semuaa dimudahkan skripsinyaa, dilancarkann sampe november besok wisuda bareng aku aamiin. Ngomongg-ngomong nangis, yg jadi pointt utama bukan nangis keluar aiir mata gt bukan, lebih ke terharunya gt sedih perjuanganya dll. Setelah selesai sidang yang mana aku gak  terharu samsek, aku malah baru ngerasain terharu itu kemaren pas akuu nganterin skripsi ke fakultas, telat banget emang tapi jujur disitu aku nangis ;) pas pertama liat skripsiku udh di hardcover warna pink di percetakan bener bener berkaca kaca banget liatnya, kaya waaah kamu cantik sekalii, ternyata kamu yaa yang selama ini muter muter dikepala aku, yallah bener bener terharu sedih bangett karena dalam satu waktu aku ngerasa mau dipisah giitu sama skripsi aku padahal aku bisa nyetak 10x kalau aku mau kan, tapi yah gatau kenapa sedih banget, mungkin karena aku nganggep skripsi aku itu kaya makhluk hidupp yang aku gedein sampe utuh sempurna kaya sekarang, cantik warnanya pink gt lucu seandainya dia bisa diajak ngobrol mungkin aku bakal banyakin ucapan terimakasih ke dia.

Kamu adalah bentuk nyata perjuangan aku selama 1 tahun belakangan, aku berikan semua yang aku bisa untukmu, perhatian, waktu, tenaga, pikiran, materi, kasih sayang dan terimakasih sudah menjadi tim dengan kerjasama yang baik, aku berjuang membantumu menjadi utuh, lengkap, cantik dengan baju pink seperti sekarang, dan kamu terimakasih sudah membantuku menyelesaikan studi sampai akhirnya mendapat gelar, aku selalu membelamu didepan semua orang, aku membelamu didepan temen seperjuangan aku yang membandingkan proses tumbuhmu dengan yang lain, aku membelamu didepan orang yang seolah olah tidak sabar dengan pertumbuhanmu, aku membelamu didepan penguji jahat yang mencari celah kekuranganmu saat seminar duluu, aku berdebat dengan pembimbingku sendiri demi mempertahankan bagian dari dirimu yang katanya harus dihilangkan, aku menerimamu baik ataupun burukmu, tidak ada yang perlu dihilangkan, aku membelamu dan 13 Juli 2022 adalah perjuangan terakhir aku membelamu didepan semua orang, sekarang kamu sempurna dimataku tanpa celah karena kamu adalah hasil perjuangan terbaiku, aku menerimamu dan sekarang sudah usai, tidak ada lagi yang bisa membandingkan kamu, tidak ada lagi yang bisa mencari cari kesalahanmu, kamu sempurna dan sampai akhirnya kamu berada ditempat terbaik kamu seharusnya, bersama bentuk bentuk dari perjuangan pejuang gelar yang lain, sekali lagi terimakasih sudah menjadi tim yang baik

Selesaiiii 6/6......................

 

Sabtu, 07 Mei 2022

Pola Pikir yang Dirindukan




            Karena dari seminggu yang lalu aku nulis terus, dan masih kebawa sampai sekarang nih jiwa nulisnya jadi pengen nulis padahal tugasnya udah kelar, masih banyak ide dan pemikiran yang belum tersampaikan lewat tulisan karena kemaren nulis dikasih batas cuma seipret padahal kepalaku udah kemana mana dengan satu topik yang mau dibahas, jadi yasudah yaa kita tuangkan sajaa isi kepalaku disini membahas hal yg berbeda dengan tulisan formalku kemaren, dan gatau kenapa aku ngerasa vibes pagi ini enak banget buat nulis, cuaca cerah pluss suara burung teriak teriak gajelas tp enak didenger, dan saat ini musik yang lg berputar lagunya si Troye Sivan yang judulnya Strawberries and Cigarettes dan biasanya kalo keasikan nulis sampe selesai dan ga sadar tiba tiba lagunya udah koplo ae, gak lupa ditemenin sama neo coffe tiramisu dan gak lupa roti kalengan sisa lebaran, dahlah vibesnya enak banget pokoknya :') gatau kenapa hari ini santai banget, mungkin karena tugas KKN aku udah selesai alhamdulillahh makanya berasa setengah beban hidupnya ilang, tapi satu sisi aku tiba-tiba jadi inget masa masa pengabdian kemaren dengan banyaknya cerita suka dan duka, drama yang tidak ada habisnya udah selesa niih?. Dari banyaknya cerita suka duka itu aku tiba tiba pengen nulis satu hal yang "menurutku" menarik banget untuk dibahas dan ditulis, lebih ke penyampaian pemikiran sih ini bukan tulisan jatuhnya, karena berantakan banget bahasanya. Oia btw kalian kalo mau cari tulisan yang ada isi nyaa, yang rapih, terstruktur penulisanya, penyampaianya dll mending jangan kemari, karena ini disini tempatnya  aku menyampaikan isi kepalaku yang tidak ada batasnya tapiiii  dengan kemampuan dan cara penyampaian bahasaku yang  terbatas jadi tau lahyaaa gmn endingnya, yaaa betull, belibet. Banyak omong galihh yaa ? iya. yaudah lah cus langsung ae iqro yaaaa iqro... 


(paragraf diatas sama bawahnya keliatan banget perbedaan vibesnya woeeee tiba tiba serius banget pembahasanyaa wkwkwkwkwk)


        Ntahlah harus seneng atau sedih masa pengabdian ini sudah selesai, tapi aku pengen ngucapin syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, dan yang utama dan amat sangattt utama terimakasih pada diriku sendiri yang sudah melewati 40 hari yang lumayan penuh lika liku, terimakasih sudah menyelesaikan satu tugas lagi sebelum akhirnya resmi menjadi sarjana, keren kamu gall ! ntahlah ada apa dengan 40 hari, banyak momen dalam kehidupan yang dipatok dengan waktu 40 hari, kenapa tidak 30 hari 50 atau bahkan 100 ? ntahlah, tapi 40 hari bener bener angka yang lumayan luar biasa atau bisa dibilang magic yaa, huuuhh rasanya pengen menghela napas panjang setelah ngelewatin masa kemaren masa masa aku merasa berada di lingkungan yang salah, aku sama sekali tidak menyesal bergabung dengan lingkunganku, jujur lebih menyesal saat dimana aku ngerasa aku ceroboh banget dalam mengambil keputusan sepihak tanpa memikirkan hal hal buruk yang mungkin terjadi, tapi adanyaa aku berani mengambil keputusan sepihak itu karena aku pikir aku udah cukup open mind menerima perbedaan orang lain, mau tingkah dia se-aneh apa se-alim apa aku bakal 100% menerimaa dan gaakan terpengaruh karena emang udah terbiasa berteman sama perbedaan, aku melupakan satu hal, hubungan ini dua arah, aku bisa menerima mereka, tapi apa mereka mampu melakukan hal yang sama ? aku sadar aku ceroboh, dan salahh total setelah aku melewati masa masa kemaren, dimana aku udah nggak lagi menerima perbedaan kalau kondisinya aku ada didalem lingkungan tsb, yang biasanya aku cuma ngelihat perbedaan trs aku cuma mikir “oke yaudah” sekarang jadi gak yaudah karena lingkunganya toxic dan aku ada didalemnya selama 40 hari, ntahlah aku bener bener gabisa menerima ketika aku dipaksa untuk sama kaya mereka, dipaksaa harus sepemikiran, satu tingkah, satu gaya hidup, dan satu pola hidup sama mereka, dan kalau ngga sama kaya mereka dianggap salah, menjijikan dan harus dijauhi :) dan selama satu bulan lebih aku merasa menjadi orang yang menjijikan itu sekaligus merasa jadi serba salah diantara yang selalu merasa paling benar, yang tadinya aku biasa aja liat tingkah mereka jadi aku gerah banget ketika dipaksa harus sama.Guys plis open ur mind, sadar sebentar, yang namanya perbedaan itu bener bener indah, dimana dengan perbedaan tentu kita bisa saling melengkapi bukan ? anggaplah hidup ini kaya piano, its oke katakanlah aku bagian hitam dan kalian bagian putih dari piano, bukankah jika hitam dan putih dimainkan bersama akan menghasilkan melodi indah ??? jadi plis, jangann maksa seseorang buat selalu jadi sisi putih like yours, nggapapa semisal dengan satu sisi bisa menghasilkan sesuatu yang indah, lengkap, dan sempurna, tapi nyatanya ada satu masa yang membuat kalian membutuhkan sisi hitam dari piano bukan ??

         Dan ketika 40 hari identik dengan adaptasi yg bikin kita jadi 100% bagian dari mereka, dan aku disini mencoba keras untuk tidak menjadi bagian mereka, disitulah titik dimana merasa kesulitan, sakittt, cape, karena berhadapan sama orang orang demikian cukup menguras energi yg cukup besar. Mungkin 40 hari akan lebih mudah kalau aku ngikutin arus, tp kayaknya aku lebih memilih menolak atau bahkan lawan arus, karena perbedaan prinsip dan lain hal, i think itulah yg bikin 40 hari jadi kerasa sulit. Selama 40 hari bener bener pikiranku cuma "Aku mau pulanggg.....aku rindu lingkungan sehat.....aku rindu teman temanku dengan pola pikirnya.....aku rinduu". 40 hari ? Bener bener luar biasa untuk awalan sesuatu, dan bener bener waktu magic untuk beradaptasi yang cukup menyiksa. 

     Yang  awalnya aku exited bangetttttt dengan adanya pengabdian ini karena pengen dapet pengalaman baru ketemu orang baru dan nemuin hal hal yang belum pernah aku temuin sebelumnya, dan benar saja hadits "Innamal A'malu Binniyati" tepat sasaran di aku, yang niatku pengen bertemu dengan orang orang baru dan hal-hal baru untuk dijadikan pelajaran sudah dibayar lunas, anggaplah aku berniat mendapatkan 10% masa pengabdian ini untuk pengalaman pribadi menemui orang-orang baru, tapi nyatanya aku dikasih plajaran sampai 20% atau bahkan dibilang 40% pun pantas, dan rasa penasaranku terhadap macam macam tingkah laku manusia yang bener bener luar biasa beragam, rasa hausku akan keingintauan tentang manusia hampir penuh, lunas, tuntas, dan cukup sampai dikenang saja, tidak untuk diulang, pait. 

        Tapi terpelas dari itu semua, dari sekian banyak drama yang terjadi selama 1 bulan lebih, kalian, aku dan kita semua yang ada  dilingkungan itu bener bener keren, aku salut, aku bangga dengan kalian, bangga dengan sikap profesional kalian ketika berurusan dengan program kerja seketika apapun yang terjadi dirumah dilupakan sejenak demi tanggungjawab sebagai pengabdi. Kalian keren, terimakasih atas pelajaran berharganya, terimakasih cerita 40 harinya, terimakasih atas semuanya, terimakasih banyakk, aku sayang kalian. 💗💗💗

Menjadikan Kebiasaan yang Tidak Dapat Ditolak

 Hari ini, hari ketiga aku bekerja di kantor baru yang sebenernya gak baru baru banget buat aku, perpindahan ke 5 padahal kerjanya baru gena...